Teori & Saluran Masuknya Islam ke Indonesia
Assalamuaikum sobat,
Kali ini kita akan membahas tentang teori masuknya islam ke indonesia serta saluran-salurannya.
Lets go!
Teori ini didukung adanya beberapa bukti pembenaran di antaranya kesamaan budaya Islam Persia dan Islam Nusantara (seperti adanya peringatan Asyura dan peringatan Tabut), kesamaan ajaran Sufi, penggunaan istilah persia untuk mengeja huruf Arab, kesamaan seni kaligrafi pada beberapa batu nisan, serta bukti maraknya aliran Islam Syiah khas Iran pada awal masuknya Islam di Indonesia.
Dengan banyaknya bukti pendukung yang dimiliki, teori ini sempat diterima sebagai teori masuknya Islam di Indonesia yang paling benar oleh sebagian ahli sejarah. Akan tetapi, setelah ditelisik, ternyata teori ini juga memiliki kelemahan. Bila dikatakan bahwa Islam masuk pada abad ke 7, maka kekuasaan Islam di Timur Tengah masih dalam genggaman Khalifah Umayyah yang berada di Damaskus, Baghdad, Mekkah, dan Madinah. Jadi tidak memungkinkan bagi ulama Persia untuk menyokong penyebaran Islam secara besar-besaran ke Nusantara.
Pada
taraf permulaan, saluran islamisasi yang dipergunakan adalah jalur perdagangan
karena pada abad ke-7 sampai ke- 16, pedagang muslim seperti dari India, Arab,
maupun Persia telah ikut ambil dalam jalur perdagangan di Indonesia.
Pedagang-pedagang muslim tersebut berinteraksi berinteraksi dengan warga
terutama yang berada di pesisir. Di sela waktu istirahat, mereka menyebarkan
agama Islam. Oleh karena itu, penduduk yang pertama kali memeluk agama Islam
adalah orang-orang yang berada di daerah sekitar pelabuhan.
Secara
ekonomi pedagang muslim memiliki status social yang lebih baik di bandingkan
dengan penduduk pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri – puteri
bangsawan banyak yang tertarik untuk diperistri saudagar – saudagar tersebut.
Sebelum perkawinan, mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai
keturunan lingkungan muslim semakin luas sehingga terbentuk kampung, daerah
ataupun kerajaan muslim. Contoh perkawinan antara Maulana Iskhak dengan Putri
Raja Blemabangan yang nanti melahirkan Sunan Giri
6.
Saluran Seni Budaya
7.
Saluran Dakwah
Kali ini kita akan membahas tentang teori masuknya islam ke indonesia serta saluran-salurannya.
Lets go!
Teori Masuknya Islam
1. Teori Gujarat
Teori
Gujarat adalah teori yang menyatakan bahwa Islam masuk di Indonesia berasal
dari Gujarat, India. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh dua orang sejarawan
berkebangsaan Belanda, Snouck Hurgronje dan J.Pijnapel.
Menurut mereka, Islam masuk ke Indonesia sejak awal abad ke 13 Masehi bersama
dengan hubungan dagang yang terjalin antara masyarakat Nusantara dengan para
pedagang Gujarat yang dating.
Teori masuknya Islam di
Indonesia yang dicetuskan Hurgronje dan Pijnapel ini didukung oleh beberapa
bukti, di antaranya batu nisan Sultan Samudera Pasai Malik As-Saleh tahun 1297
yang bercorak khas Islam Gujarat, catatan Marcopolo, serta adanya warna tasawuf
pada aliran Islam yang berkembang di Indonesia.
Selain memiliki bukti, teori ini juga mempunyai kelemahan. Kelemahan teori Gujarat ditunjukan pada 2 sangkalan. Pertama, masyarakat Samudra Pasai menganut mazhab Syafii, sementara masyarakat Gujarat lebih banyak menganut mazhab Hanafi. Kedua, saat islamisasi Samudra Pasai, Gujarat masih merupakan Kerajaan Hindu.
Selain memiliki bukti, teori ini juga mempunyai kelemahan. Kelemahan teori Gujarat ditunjukan pada 2 sangkalan. Pertama, masyarakat Samudra Pasai menganut mazhab Syafii, sementara masyarakat Gujarat lebih banyak menganut mazhab Hanafi. Kedua, saat islamisasi Samudra Pasai, Gujarat masih merupakan Kerajaan Hindu.
2. Teori Persia
Umar Amir Husen dan Hoesein
Djajadiningrat sebagai pencetus sekaligus
pendukung teori Persia menyatakan bahwa Islam yang masuk di Indonesia pada abad
ke 7 Masehi adalah Islam yang dibawa kaum Syiah, Persia.
Teori ini didukung adanya beberapa bukti pembenaran di antaranya kesamaan budaya Islam Persia dan Islam Nusantara (seperti adanya peringatan Asyura dan peringatan Tabut), kesamaan ajaran Sufi, penggunaan istilah persia untuk mengeja huruf Arab, kesamaan seni kaligrafi pada beberapa batu nisan, serta bukti maraknya aliran Islam Syiah khas Iran pada awal masuknya Islam di Indonesia.
Dengan banyaknya bukti pendukung yang dimiliki, teori ini sempat diterima sebagai teori masuknya Islam di Indonesia yang paling benar oleh sebagian ahli sejarah. Akan tetapi, setelah ditelisik, ternyata teori ini juga memiliki kelemahan. Bila dikatakan bahwa Islam masuk pada abad ke 7, maka kekuasaan Islam di Timur Tengah masih dalam genggaman Khalifah Umayyah yang berada di Damaskus, Baghdad, Mekkah, dan Madinah. Jadi tidak memungkinkan bagi ulama Persia untuk menyokong penyebaran Islam secara besar-besaran ke Nusantara.
3. Teori Arab atau Teori Makkah
Teori Arab atau Teori Makkah menyatakan bahwa proses masuknya
Islam di Indonesia berlangsung saat abad ke 7 Masehi. Islam dibawa para musafir
Arab yang memiliki semangat untuk menyebarkan Islam ke seluruh belahan dunia.
Tokoh yang mendukung teori ini adalah Van Leur, Anthony H. Johns, T.W
Arnold, dan Buya Hamka.
Teori masuknya Islam di Indonesia ini didukung
beberapa 3 bukti utama. Pertama, pada abad ke 7 Masehi, di Pantai Timur
Sumatera memang telah terdapat perkampungan Islam khas dinasti Ummayyah, Arab.
Lalu, madzhab yang populer kala itu khususnya di Samudera Passai adalah madzhab
Syafii yang juga populer di Arab dan Mesir. Dan yang ketiga, adanya penggunaan
gelar Al Malik pada raja-raja Samudera Pasai yang hanya lazim ditemui pada
budaya Islam di Mesir.
Hingga kini, teori Arab dianggap sebagai teori
yang paling kuat. Kelemahannya hanya terletak pada kurangnya fakta dan bukti
yang menjelaskan peran Bangsa Arab dalam proses penyebaran Islam di Indonesia.
4. Teori China
Teori China yang dicetuskan
oleh Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby baru baru
ini menyebutkan bahwa, Islam masuk ke Indonesia karena dibawa perantau Muslim
China yang datang ke Nusantara.
Teori ini didasari pada beberapa bukti yaitu fakta adanya perpindahan orang-orang muslim China dari Canton ke Asia Tenggara, khususnya Palembang pada abad ke 879 M; adanya masjid tua beraksitektur China di Jawa; raja pertama Demak yang berasal dari keturunan China (Raden Patah); gelar raja-raja demak yang ditulis menggunakan istilah China; serta catatan China yang menyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Nusantara pertama kali diduduki oleh para pedagang China.
Teori ini didasari pada beberapa bukti yaitu fakta adanya perpindahan orang-orang muslim China dari Canton ke Asia Tenggara, khususnya Palembang pada abad ke 879 M; adanya masjid tua beraksitektur China di Jawa; raja pertama Demak yang berasal dari keturunan China (Raden Patah); gelar raja-raja demak yang ditulis menggunakan istilah China; serta catatan China yang menyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Nusantara pertama kali diduduki oleh para pedagang China.
5. Teori Maritim
Teori Maritim pertama kali
dicetuskan sejarawan asal Pakistan, N.A. Baloch. Teori
ini menyatakan bahwa penyebaran Islam di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari
kemampuan umat Islam dalam menjelajah samudera. Tidak dijelaskan darimana asal
Islam yang berkembang di Indonesia, yang jelas menurut teori ini, masuknya
Islam di Indonesia terjadi di sekitar abad ke 7 Masehi.
Agama islam berkembang dan dianut sebagian besar warga
indonesia. Mengenai kapan masuknya agama islam ke Indonesia masih jadi kajian
karena adanya perbedaan sumber dan berbagai bukti yang menguatkan sumber
tersebut. Ada yang mengatakan masuknya islam sekitar abad 7, ada juga sumber
yang menyatakan bahwa agama islam masuk dan mulai berkembang sekitar abad
ke-13. Yang jelas agama islam masuk pertama kali ke Indonesia karena adanya
interaksi antara penduduk kepulauan dengan para pedagang dari India, Arab,
Benggala dsb. Berbagai saluran masunya Islam antara lain:
Saluran
perdagangan
inilah 5 teori tentang masuknya islam ke Indonesia, selain itu juga ada saluran masuknya islam ke Indonesia :
Saluran-saluran Islam.
1.
Saluran Perkawinan
Secara
ekonomi pedagang muslim memiliki status social yang lebih baik di bandingkan
dengan penduduk pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri – puteri
bangsawan banyak yang tertarik untuk diperistri saudagar – saudagar tersebut.
Sebelum perkawinan, mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai
keturunan lingkungan muslim semakin luas sehingga terbentuk kampung, daerah
ataupun kerajaan muslim. Contoh perkawinan antara Maulana Iskhak dengan Putri
Raja Blemabangan yang nanti melahirkan Sunan Giri
2.
Saluran Tasawuf
Tasawuf
adalah ilmu yang mempelajari ke-Tuhanan dengan menggunakan pendekatan mistis.
Pengajar-pengajar tasawuf mengajarkan ajaran yang sudah dikenal luas oleh
masyarakat. Mereka mahir dalam magis dan mempunyai kekuatan menyembuhkan. Dalam
kelanjutannya, mereka berbaur dengan masyarakat sehingga ada yang mengawini
puteri-puteri bangsawan setempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan
kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang
sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan
diterima.
3. Saluran Pendidikan
Islamisasi
juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang
diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. Di pesantren atau
pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah
keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwah
ketempat tertentu mengajarkan Islam. Pesantren yang terkemuka pada awal
penyebaran Islam adalah Pesantren Sunan Ampel di Surabaya.
4. Saluran Kesenian
Saluran
Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah wayang. Sunan Kalijaga
adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Beliau meminta para
penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Cerita wayang masih
dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam cerita itu di
sisipkan ajaran nama-nama pahlawan Islam. Kesenian lainnya juga dijadikan alat
Islamisasi, seperti sastra dan seni ukir.
5. Saluran Politik
Pengaruh
politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerahnya. Di beberapa daerah
di luar jawa seperti di maluku, islamisasi dipengaruhi raja mereka. Rajanya
memeluk islam maka rakyatnya juga memeluk islam. Hal semacam inilah yang
memotivasi raja – raja islam untuk menaklukkan kerajaan nonislam untuk
dimasukkan ke dalam islam sehingga rakyatnyapun ikut masuk islam. Kemenangan
kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu
masuk Islam.
6.
Saluran Seni Budaya
Saluran seni budaya
banyak dilakukan ulama-ulama pada masa penyebaran awal syiar islam. Melalui
saluran ini, islam disampaikan lewat media seni budaya seperti yang dilakukan
Sunan Kalijaga lewat pertunjukan wayang kulit, Sunan Bonang dan Sunan Drajad
lewat kesenian gamelan dan lagu, Sunan Kudus lewat cerita pendek beresensi
filsafat islam, dan lain sebagainya.
7.
Saluran Dakwah
Saluran islamisasi di
Indonesia juga dilakukan lewat jalur dakwah. Seperti diketahui, dalam ajaran
islam, setiap muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah atau menyampaikan
risalah kebenaran kepada orang-orang yang belum mendapat pencerahan. Karena
itu, tidak sedikit diantara para pedagang muslim atau orang yang sudah lebih
dahulu memeluk islam mendakwahkan agama yang dianutnya kepada masyarakat,
bahkan ada pula yang melakukan pembinaan secara intensif seperti yang dilakukan
Wali Songo di pulau Jawa.
Demikian sekiranya penjelasan dari saya, terima kasih
Wassalamualaikum....................
Komentar
Posting Komentar